Monday, November 13, 2006

PRRI yang tidak simpatik dan Siliwangi yg simpatik.

Peristiwa ini saya alami sekitar tahun 1960,mungkin saya sudah duduk di kelas dua SMP Negeri Pangururan.Sebagaimana biasanya saya setiap hari Sabtu,sehabis mata pelajaran kembali ke Simarmata dari Pangururan.Tujuan utama disamping pelepas rindu kepada orang tua dan keluarga,sayapun harus mengambil belanja satu minggu berikutnya,yaitu mulai dari hari Minggu sore sampai Sabtu siang.Pada saat Sabtu malam,sekitar jam delapan malam datanglah tentara PRRI kerumah-rumah penduduk,termasuk rumah kami.Mereka semua mengambil barang-barang jualan kami,karena kami memang membuka semacam warung.Rupanya hal ini sudah sering terjadi didaerah lain,karena PRRI sudah kehabisan logistik,bantuan dari luar nageri sudah tidak ada lagi.Masyarakat yang tadinya mendukung PRRI,lama kelamaan PRRI sudah kehilangan simpatik dari masyarakat.Sementara itu tentara pusat atau TNI telah beberapa kali mengadakan serangan agar dapat memasuki pulau Samosir.Pernah dua kali saya saksikan bagaimana penyerangan itu dilakukan.Pertama dengan menumpang beberapa kapal,TNI menembaki daerah pantai kami dan PRRI mengadakan perlawanan dengan senjata yg cukup modern seperti bazoka dlsb,dan TNI gagal mendarat.Kedua kebetulan saya sedang di Pangururan,TNI mengadakan serangan dari daerah Tanjung Bunga setelah melalui Tele dengan maksud mau menguasai Pangururan.Tembak menembak tidak terelakkan,dan kami seisi rumah masuk kedalam lobang yg digali dibawah rumah.Akhirnya TNI dalam hal ini Siliwangi dapat menguasai pulau Samosir.Pendekatan Siliwangi yg simpatik mendapat sambutan dari masyarakat.Kesan saya perang saudara itu paling menyedihkan.Penjajah gampang kita usir,tetapi perang saudara membuat luka dalam hati.Ir.Berlin Simarmata MM,saksi PRRI yg gagal.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home