Friday, October 26, 2007

Ulos Saput adalah Tanda Perpisahan.

Di zaman kemajuan ini,banyak orang Batak generasi penerus mempertanyakan,kenapa pihak keluarga tulang (saudara laki-laki ibu) perlu memberikan " ulos terakhir" kepada seorang laki-laki dewasa,umumnya hanya untuk yang sudah menikah,tatkala meninggal dunia. Pertanyaan,bahkan penolakan terhadap pemberian ulos terakhir itu,sering terjadi justru karena "dikompor-kompori" oleh rekan sepersekutuan ibadah mereka,yg justru non-Batak,mereka menuding ritus itu seperti itu sebagai "sikap iman pemujaan berhala".
Bagi orang Batak,makna pemberian ulos terakhir kala kematian itu,ialah untuk menjadi padanan dari ulos yang diberikan untuk pertama kali ketika orang itu lahir. Dalam rangkaian adat ini,pihak tulang-nya dianggap perlu memberikan ulos terakhir sebagai Tanda Perpisahan dengan sang Bere. Ulos itu disebut SAPUT yang mengandung makna selimut atau kain pembalut untuk dibawa ke dalam kubur. Maka tidak relevant,kalau ada orang Batak di zaman kemajuan ini,yg mencelanya sebagai praktek penyembahan berhala.Bagi orang Batak yang menjadi anggota HKBP,tidak pernah mendapat teguran dalam hal ini.
Pencinta budaya Batak: Ir Berlin Simarmata MM.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home