Tuesday, September 09, 2008

Minggu yang kelabu,bagi keluarga Simarmata.

Minggu,bukan hari Minggu yang kelabu,demikian judul tulisan ini saya buatkan.Kenapa demikian? Karena pada hari Rabu tanggal 3 September 2008,setelah menjalani pemeriksaan yang serius di Kejaksaan Agung, PLH Walikota Jakarta Selatan,Drs Budiman Simarmata MSi,ditahan oleh kejaksaan dan ditempatkan di Lembaga Pemasyarakan Cipinang. Tanpa bermaksud mencampuri wewenang penegak Hukum, saudara Budiman,atau lebih tepat Adik Budiman,karena memang demikian dia saya panggil sehari-hari,saya kenal dia puluhan tahun yang lalu. Tatkala saya masih murid SMA di Tebingtinggi-Deli,dia mungkin baru saja tamat SD atau baru masuk SMP. Kami sering ketemu,karena Kios(bahasa Medan,disebut Pajak) milik orang tua kami berbatasan,sehingga sering ketemu.Kesan saya dari dulu sampai sekarang,adik ini sifatnya cenderung ke arah pendiam,bicara seperlunya,namun tetap ramah kepada semua pihak,tanpa ada keinginan menggurui lawan bicaranya.Sekarang dia resminya Wakil Walikota Jaksel,ditunjuk menjadi PLH Walikota Jaksel,karena Walikota yang definitif sedang mengikuti kursus Lemhanas,selama 9 bulan.Saya sudah 5 tahun pensiun dari PLN,dia tetap bersikap hormat sebagaimana biasanya seorang adik menghormati abangnya.Pada saat saya membaca berita di Metro TV,saya langsung berpikir,kenapa kau dik,sampai tergelincir,yang terjadi diluar perkiraan saya.Namun Penegak Hukumlah yang punya wewenang dalam penentuan sampai sejauh mana adik ini bersalah,saya hanya berdoa,semoga dia mampu menghadapi masalah ini,terutama kesehatannya jangan terganggu,karena mentalnya sepertinya sangat terpukul.Kami semua keluarga Simarmata hanya bisa ikut berdoa dan prihatin.
Besoknya tanggal 4 September 2008,sore hari,saya membaca lagi berita di Metro TV,bahwa Pdt Dr.Bonar Napitupulu terpilih kembali menjadi Ephorus HKBP,untuk jabatan kedua kalinya.Itu berarti Pdt WTP Simarmata MA,kalah dalam pemilihan ronde kedua.Pemilihan ronde pertama diikuti 3 orang,masing Pdt Dr.Bonar Napitupulu,Pdt WTP Simarmata MA dan Pdt.Dr.Jamilin Sirait. Jamilin Sirait gugur dalam pemilihan ronde pertama,lalu pemilihan ronde kedua hanya diikuti oleh BN dan WTP,dan dimenangkan BN. Yang kurang berkenaan dalam hati saya adalah semua calon pimpinan HKBP telah menempuh cara-cara Duniawi (Pilkada).Saya meyakini Gereja HKBP adalah milik Kristus,maka pimpinan HKBP pun,biarlah Kristus yang menunjuknya. Saya tidak mengerti bagaimana caranya,tetapi yang tidak saya setujui cara-cara memilih Bupati/Gubernur,telah dicontoh sebahagian atau seluruhnya. Pengurus Punguan Simarmata se Indonesia pun yang kebetulan sedang Mubes di Sopo Toba Hotel Ambarita,ikut membuat acara siborhat-borhat kepada WTP. Dalam hati saya berpikir,emangnya WTP mau bertanding dengan siapa.Untunglah WTP sebelum pemilihan sudah membuat pernyataan,agar seorang Calon Menang tanpa merasa Mengalahkan Orang lain.Namun saya akui secara jujur timbul juga perasaan sedih atas kekalahan adik WTP (diluar acara Gereja HKBP,dia saya panggil adik) pada pemilihan Ephorus. Banyak orang memuji kepribadiannya yang tulus,namun itulah yang terjadi lebih banyak yang tidak memilih dia.Demikianlah hari Rabu dan Kamis saya lalui dengan hati yang gundah,dan Minggu ini saya sebut Kelabu.Perasaan seperti ini banyak juga dialami oleh saudara-saudara ku keluarga besar Simarmata,dan saya tetap yakin kemenangan BN menjadi Ephorus adalah seizin Pemilik Gereja.Kutulis buat kedua saudaraku, Drs Budiman Simarmata MSi dan Pdt WTP Simarmata MA.Penulis Ir.Berlin Simarmata MM.

1 Comments:

Blogger Yostan Manik said...

Horas.....!!!!
Mungkin ini sudah rencana indah dri Tuhan untuk kita semua, dan kita manusia hanya bisa mengambil hikmahnya aja.
Mudah-2an di waktu, era yg akan datang masih ada rencana Tuhan yang sangat indah lagi buat kita smua.

Tuhan Memberkati
Horas!!!

11:14 PM  

Post a Comment

<< Home