Friday, October 26, 2007

Ulos Saput adalah Tanda Perpisahan.

Di zaman kemajuan ini,banyak orang Batak generasi penerus mempertanyakan,kenapa pihak keluarga tulang (saudara laki-laki ibu) perlu memberikan " ulos terakhir" kepada seorang laki-laki dewasa,umumnya hanya untuk yang sudah menikah,tatkala meninggal dunia. Pertanyaan,bahkan penolakan terhadap pemberian ulos terakhir itu,sering terjadi justru karena "dikompor-kompori" oleh rekan sepersekutuan ibadah mereka,yg justru non-Batak,mereka menuding ritus itu seperti itu sebagai "sikap iman pemujaan berhala".
Bagi orang Batak,makna pemberian ulos terakhir kala kematian itu,ialah untuk menjadi padanan dari ulos yang diberikan untuk pertama kali ketika orang itu lahir. Dalam rangkaian adat ini,pihak tulang-nya dianggap perlu memberikan ulos terakhir sebagai Tanda Perpisahan dengan sang Bere. Ulos itu disebut SAPUT yang mengandung makna selimut atau kain pembalut untuk dibawa ke dalam kubur. Maka tidak relevant,kalau ada orang Batak di zaman kemajuan ini,yg mencelanya sebagai praktek penyembahan berhala.Bagi orang Batak yang menjadi anggota HKBP,tidak pernah mendapat teguran dalam hal ini.
Pencinta budaya Batak: Ir Berlin Simarmata MM.

Thursday, October 25, 2007

Visi Samosi adalah Bona Pasogit Nauli,Najogi jala Nabonggal.

Setelah Samosir resmi menjadi satu kabupaten yang berdiri sendiri, Pemda Kabupaten Samosir menetapkan Visi Samosir adalah "Samosir Bona Pasogit Nauli,Najogi jala Nabonggal.
Samosir The Dream Island berarti " Samosir,Tempat Yang Indah,Kuat dan Termasyur".
Tiga Langkah Strategis dalam mewujudkan Samosir Membangun :
1.Memjadi tuan rumah yg baik bagi sasaran pasar daerah.
2.Memperlakukan masyarakat pelanggan Pemerintah Kabupaten Samosir secara semestinya.
3.Menjadikan Samosir sebagai sebuah tempat nyaman bagi masyarakat pelanggan.
Putera Pulau Samosir; Ir Berlin Simarmata MM.

Sunday, October 21, 2007

Belajar Golf dan ikut Paguyuban.

Saya mendapat tugas dari Direksi PT PLN(Persero) menjadi Kepala PLN Sektor Madiun dari tahun 1980 s/d 1982.PLN Sektor Madiun mengurusi masalah Pembangkitan dan Penyaluran di daerah kerja Pembantu Gubernur di Madiun,atau lebih populer dengan sebutan ex karesidenan Madiun.Atas inisiatif dari Bapak Pembantu Gubernur Jawa Timur di Madiun,dibentuklah Paguyuban Pejabat se ex Karesidenan Madiun,dengan Pembinanya,Pembantu Gubernur sebagai ketua dan anggotanya Komandan Korem Madiun dan Komandan TNI AURI Iswahyudi Madiun.Tentu saja yang menjadi anggotanya adalah para pejabat yang mempunyai daerah kerja se ex Karesidenan Madiun dan para Bupati se ex Karesidenan Madiun.
Banyak manfaat dari Paguyuban ini,perkenalan sesama pejabat menjadi lebih mulus,sehingga kalau ada masalah yang dihadapi dilapangan,penyelesaiannya lebih mudah. Salah satu usaha untuk itu,adalah dengan belajar main golf. Kebetulan hampir semua pejabat disana sudah pada pintar main golf,maka sayapun belajarlah main golf.Kira-kira dua bulan waktu yang saya butuhkan untuk belajar main golf,dengan bimbingan seorang pelatih yang telah berpengalaman. Setelah belajar memukul dan pitching selama dua bulan,maka sayapun diperkenankanlah oleh pelatih main dilapangan golf milik TNI AURI yang ada di Madiun.Izin dari pelatih diperlukan, agar para pemain yang lainnya tidak merasa terganggu dengan kehadiran kita.Pelatih telah membekali pemain baru tata cara permainannya,serta kode etik permainannya. Hal ini kemudian hari berguna buat saya,karena setelah saya meninggalkan Madiun,saya pindah ke Surabaya dan Medan,bermain golf menjadi satu keharusan dalam pergaulan.Namun setelah saya di Jakarta,saya tidak bermain golf lagi,karena mahal bila dibandingkan dengan di Medan,Surabaya dan Madiun.Setelah di Jakarta,olah raga yang saya tekuni adalah jalan kaki.
Ir Berlin Simarmata MM.

Wednesday, October 17, 2007

Saya menjadi dosen Elektroteknik ITS.

Tahun 1973,saya menjadi pegawai PT PLN (Persero) dan ditempatkan di PLN Wilayah Jawa Timur,dan berkantor Embong Trengguli 19/21 Surabaya. Sebagaimana biasa,pegawai baru harus melalui Job Training dulu,selama satu tahun,baru kemudian saya diperbantukan kepada unit-unit pelaksana oleh Pemimpin PLN Wilayah Jawa Timur.Selama satu tahun,saya mengikuti pekerjaan operasi dan pemeliharaan pada Pusat Listrik Tenaga Uap Perak,Pusat Listrik Tenaga Air Mendalan,Siman dan Selorejo,demikian juga dengan Transmissi dan Gardu Induk Surabaya Selatan.Setelah selesai job training,sayapun diperbantukan pada Sektor Madiun dan Sektor Kalikonto.Kemudian hari kedua Sektor ini pernah saya pimpin,Sektor adalah unit yg mengurusi masalah Pembangkitan dan Penyaluran.Jadi kegiatan saya antara tahun 1973-1976,adalah Job Training dan Membantu unit pelaksana. Saya rasakan ada kelebihan waktu,maka timbullah keinginan untuk memberi kuliah di ITS,lalu saya menghadap Dekan Fakultas Teknik Elektro ITS,dan beliaupun menerima saya dengan senang hati sebagai staf pengajar tidak tetap,maka sayapun memberikan mata kuliah Teknik Tegangan Tinggi,selama empat semester.Namun kegiatan ini berakhir pada tahun 1976,karena saya mulai mendapat tugas yg lebih berat dari kantor,berupa jabatan Kepala Transmissi dan Gardu Induk Surabaya Selatan dan disusul dengan jabatan berikutnya.Selama menjadi dosen ITS selama empat semester,banyak juga kenalan saya,yang tadinya mahasiswa saya menjadi rekan sekerja di PLN kemudian hari.Tercatat nama-nama;Ir Budi Harjanto,Ir Djuwarno,Ir Sri Djoko Pararto,Ir Supriyanto,dan lain-lain.Satu hal yang berkesan dalam hidup,murid menjadi patner.Penulis,Ir Berlin Simarmata MM.